Monday, April 4, 2022

EKSITENSI TRADISI NYAKAN DIWANG


Eksitensi tradisi Nyakan Diwang (perspektif teologi Hindu)
Desa Gesing berlokasi di sebelah utara Gunung Batukaru, yang menyebabkan desa ini berhawa sejuk. Disebelah timur berbatasan dengan desa munduk, disebelah barat berbatasan dengan desa umejero dan disebelah utaranya berbatasan dengan desa kayuputih. Desa Gesing masuk wilayah kecamatan Banjar kabupaten Buleleng, dengan 4 banjar dinas. Mata pencaharian penduduk sebagian besar petani, namun ada juga Pns, pedagang, pegawai swasta, dan wirausahawan.
Tradisi nyakan diwang di laksanakan pada hari gembak gni (ngembak api) di mulai pada pukul 00.00 wita setelah melakukan catur brata penyepian atau sipeng (nyepi). Tradisi ini awal mulainya tidak bisa ditentukan secara pasti, sebagian besar masyarakat menerima tradisi ini secara turun temurun.
Eksitensi tradisi nyakan diwang diera moderen ini masih berlangsung walaupun tradisi yang lain mulai masuk, tidak bisa menghilangkan tradisi ini. 

Tradisi yang saat ini mulai masuk yaitu tradisi ogoh-ogoh. Tradisi ogoh-ogoh pada hari pengerupukan bukanlah tradisi asli desa Gesing namun eksitensinya mulai masuk dan bisa diterima oleh masyarakat setempat. Tentu tradisi ogoh-ogoh diharapkan tidak menghilangkan tradisi yang sudah ada. 

Prosesi nyakan diwang bukan semata hanya menanak nasi, melainkan semua proses yang ada di dapur pada umumnya dilakukan di pinggir jalan. Setelah selesai memasak nasi dan lauk pauknya di lanjutkan dengan makan bersama-sama, sehingga jalanan pada malam hari berubah bak pasar sengol, yang mana semua warga pada keluar dan saling mengunjungi sesama warga, menambah suasana desa menjadi ramai. 

Makna teologi nyakan diwang, bahwa kita semua adalah bersaudara (vasudeva kutumbhakam) karena tercipta dan berasal dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa oleh karena itu tanpa memandang status sosial duduk bersama saling memberi dan mengasihi. Tradisi nyakan diwang termasuk di dalam ajaran Catur marga yoga yakni bagian dari karma yoga. Sedangkan Catur Marga Yoga dalam tri kerangka agama Hindu termasuk kedalam ajaran Tattwa.
Memaknai tradisi nyakan diwang jangan terhenti pada hari ngembak gni (ngembak api) akan tetapi maknanya seharusnya berkesinambungan yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan fungsi nyakan diwang adalah merayakan hari gembak gni secara bersama-sama untuk meningkatkan sradha dan bhakti. Manfaat nyakan diwang adalah meningkatnya rasa persatuan dan persaudaraan antar warga.
#rahayu
#kirang langkung ampura