Friday, February 28, 2020

Lika liku hidup bagaikan aliran air sungai

Oleh : Jmk Gde Garnida

Lika liku hidup bagaikan aliran air sungai menuju lautan di harapkan harus mampu melewati alur lika liku aliran air.
bahkan tak jarang terjadi benturan kadang terjun di jurang terjal sekalipun,di banting sana sini,terpental,tertinggal di belakang kemudian sekali berada di depan,berebutan di ruang sempit,itulah lika liku aliran air,namun jika mampu tetep mengikuti alur kemanapun di bawa,maka akan sampai hilir..
Mampu melewati semua tantangan realita hidup baik itu pahit terkadang sangat menyakitkan tk jarang terjadi gesekan,bahkan hampir tk pernah merasakan manisnya kehidupan,yg ada hanya penderitaan,mampu mengikuti perubahan jaman dan mampu beradaptasi dgn lingkungan bukan sebaliknya..!! 
Maka tujuan hidup akan bisa di capai,karena itulah drama dlm hidup...!

Jangan seperti sepotong kayu hanyut di aliran air,,!!!
Kayu spt itu tk mampu melewati lika liku aliran air,sering tersangkut,sering melawan arus,maka pasti akan terlambat sampai hilir,kayu itu amat susah sampai hilir bahkan hampir pasti tidak sampai...!!

Ikutilah aliran air,nikmati suara riuh aliran air maka akan sampai hilir,nikmatilah hidup ini ikuti alur kehidupan ini maka akan indah pada waktunya

Jalani semua realita hidup karena itu bagian dari karma masa lalu,jgn sedih tetap semangat perbanyak bersyukur walau masih belum beruntung...Pada saatnya tiba semua akan di akhiri oleh sang Waktu...

Waktu adalah raja
Di pertemukan oleh waktu
Maka waktu juga yg memisahkan
Sebelum terlambat semasih ada waktu
Maka perbanyak berbuat baik
Kurangi berbuat dosa
Sampai waktu memisahkan

Rahayu
Ampura kirang langkung

Menguak nilai kebenaran Nak mule keto menjadi Nak Saja Keto sebuah upaya cerdas

Oleh : Jmk Gde Garnida
Ungkapan Nak mule keto
Sebuah jawaban dari tetua di Bali ketika tdk mampu menjelaskan sebuah pertanyaan ataukah sedang menyembunyikan sesuatu agar tidak di sentuh atau ingin mempertahankan sesuatu shingga jawaban itu muncul

Sangat beralasan juga tetua yang ingin generasinya melanjutkan sesuatu,namun generasi milenium dengan perkembangan pendidikan yang mumpuni tidak bisa menerima begitu saja jawaban Nak Mule Keto,apalagi dalam bidang agama mereka meyakini pasti ada sebab di balik akibat.

Sebuah contoh Dunia dengan segala isinya pastilah ada yang membuat/menciptakan dan semua agama setuju,jika saja pertanyaan siapa yang menciptakan dunia di jawab Nak Mule Keto maka bisa di bayangkan akan jadi bahan olok olokan.

Nak mule keto bukanlah salah,tapi menyimpan suatu kebenaran yang belum terungkap,apalagi kebenaran itu nampak samar samar atau sama sekali tidak,maka tugas para rohaniawan dan sarjana Hindu untuk menguak kandungan kebenaran dalam ungkapan Nak Mule Keto.

Namun amat di sayangkan ada beberapa oknum warga yang tidak mau kebenaran yang tersimpan di ungkap,muncul suatu pertanyaan apakah kebenaran untuk diketahui kemudian di amalkan atau disembunyikan ?

Kalau hanya untuk di sembunyikan buat apa para tetua mewariskannya,bukankah lebih baik di sembunyikan serapi rapinya agar semua orang sama sekali tidak bisa melacaknya,apalagi mewariskannya.
Bukankah agama mengajarkan suatu kebenaran ? Jika ya,maka kebenaran yang tersembunyi wajib di gali kemudian di sebarkan agar umat paham akan nilai yang terkandung shingga generasi milenial tidak lagi mendapat jawaban Nak Mule Keto.

Andai ada jalan terang untuk mengungkap kebenaran nak mule keto,maka lambat laun apa yang tetua wariskan akan dipertahankan oleh generasi milenial,pengungkapan kebenaran bukan untuk merubah yang ada,tetapi untuk mengungkap nilai kebenaran yang tersembunyi kemudian mempertahankannya.apalagi sebuah tradisi yang sudah berlangsung puluhan tahun,maka amat layak untuk di lestarikan walau jaman sudah berkembang.

Oknum yang kurang mau mengungkap nilai kebenaran sebenarnya masih di hantui rasa ketakutan kalau apa yang ingin di pertahankan akan di rubah,ini sebuah pemikiran berlebihan akan sebuah ketakutan,jika saja di maknai positif ataukah perlu penjelasan lebih untuk meyakinkan bahwa semua itu digaransi tidak akan di rubah kemungkinan jalan terang menuju pengungkapan nilai kebenaran terbuka lebar.

Apapun alasannya kebenaran wajib di tegakan,untuk menegakkan maka perlu tahu isi kebenaran yang tersembunyi,bagaimana mungkin menegakkan kebenaran apalagi mengamalkan nilainya jika kebenaran itu masih tersembunyi

Mempertahankan yang sudah ada kemudian menyempurnakan kekurangannya adalah amat bijaksana, bukan sebaliknya menghilangkan yang sudah ada dengan menggantinya dengan yang lain,adalah sebuah tindakan gegabah.

Rahayu

ASAL USUL IDA RATU GEDE DALEM PED

Ida Bhatara Ratu Gede Mas Mecaling


Berikut akan diulas secara singkat kisah Sugra Pakulun “Ida Bhatara Ratu Gede Mas Mecaling”, yang didapat dari berbagai referensi. Selamat membaca :)

Hiduplah seorang Pangeran yang bertempat tinggal di Gunung Kila, yang bernama Pangeran Jumpungan. Pangeran Jumpungan menjadi seorang Pendeta, sehingga mempunyai gelar Dukuh. Dukuh Jumpungan memiliki keahlian dalam hal membuat perahu, sehingga beliau membuat loloan di Nusa Penida dan di Ceningan. Dukuh Jumpungan mempunyai istri yang bernama Ni Puri. Dari perkawinannya ini melahirkan Pangeran Merja. Pangeran Merja mempunyai istri yang bernama Ni Luna, dari perkawinannya terlahir Pangeran Undur dan seorang putri yang bernama Dyah Ranggini. Pangeran Undur mempunyai istri bernama Ni Lumi, sedangkan sang putri diambil istri menjadi permaisuri oleh Dalem Sawang. Dari perkawinan Pangeran Undur lahirlah Pangeran Renggan. Keturunan Dukuh Jumpungan yang lain adalah Pangeran Jurang yang beristri Ni Jarum bertempat di Bukit Biye, Ni Luh Puri di Goa Lawah, Pangeran Yangga di Padang, Ni Runa di Sakenan dan Pangeran Cenes di Segara.

,
Dari perkawinan Pangeran Renggan dengan Ni Merahim, lahirlah dua orang anak, satu laki-laki, yang satunya adalah perempuan. Yang laki-laki bernama Pangeran I Gede Mecaling dan yang perempuan di beri nama Ni Tole. Ni Tole kemudian menjadi permaisuri Dalem Sawang yang menjadi raja di Nusa Penida. Sedang Pangeran I Gede Mecaling mempunyai seorang istri yang bernama Ratu Ayu Mas Lebur Jagat atau Sang Ayu Mas Meketel atau Sang Ayu Mas Rajeg Bumi. Pangeran I Gede Mecaling menjadi Raja setelah Dalem Sawang wafat, karena berperang dengan Dalem Dukut.

Pangeran I Gede Mecaling sangat senang melakukan tapa brata yoga semadhi di Ped, pengastawaanya (pemujaan) ditujukan kepada Ida Bhatara Ciwa. Karena keataatan beliau melakukan yoga semadhi membuat hati Ida Bhatara Ciwa tersentuh. Siapakah yang melakukan yoga semadhi sedemikian hebatnya di bumi, sehingga Ida Bhatara Ciwa bersedia turun dari Swarga Loka untuk melihat di Bumi siapakah yang melakukan yoga sampai membuat hati beliau tersentuh. Dengan ketekunan tersebut Ida Bhatara Ciwa memberikan anugerah kesaktian berupa Kanda Sanga. 

Kemudian, setelah mendapat panugrahan Kanda Sanga fisik Pangeran I Gede Mecaling menjadi berubah. Badan beliau menjadi besar, wajah beliau menjadi menyeramkan, taringnya menjadi panjang, suaranya menggetarkan seisi jagat raya. Sedemikian hebat dan sangat menyeramkan, maka seketika itu juga jagat raya menjadi guncang. Kegaduhan, ketakutan, kengerian yang disebabkan oleh rupa, bentuk dan suara yang meraung-raung siang dan malam dari Pangeran I Gede Mecaling membuat gempar di marcapada. 

Melihat dan mendengar hal demikian, para Dewa pun ikut menjadi bingung karena tidak ada satu orang pun yang bisa menandingi kesaktian Pangeran I Gede Mecaling. Bahkan sesungguhnya para Dewata tidak ada yang bisa menandingi, tidak ada yang bisa mengalahkan kesaktian Pangeran I Gede Mecaling yang bersumber dari kedua taring beliau yang telah diberi anugrah oleh Ida Bhatara Ciwa. Selain dari taring (caling), Beliau juga memliki kesaktian Catur Sakti. 

Akhirnya turunlah Ida Bhatara Indra untuk berusaha memotong taring Pangeran I Gede Mecaling. Setelah taring Pangeran I Gede Mecaling berhasil dipotong barulah beliau berhenti menggemparkan seisi jagat raya. Setelah itu Pangeran I Gede Mecaling kembali melakukan tapa brata yoga semadhi, pengastawanya di tujukan kepada Ida Bhatara Rudra. Lalu Ida Bhatara Rudra pun berkenan turun ke bumi untuk memberikan panugrahan kepada Pangeran I Gede Mecaling, berupa Panca Taksu, yaitu: 
1. Taksu Balian
2. Taksu Penolak Grubug
3. Taksu Kemeranan
4. Taksu Kesaktian
5. Taksu Penggeger. 

Salah satu Perancangan Ida
Dengan demikian Pangeran I Gede Mecaling memimpin semua Wong Samar dan Babhutan-Babhutan yang ada di bumi. Sebagai berikut Panjak Ida : 
1. Sang Bhuta Asu 
2. Sang Bhuta Narijana 
3. Sang Bhuta Keli 
4. Sang Bhuta Bregala 
5. Sang Bhuta Sungsang 
6. Sang Bhuta Terakas 
7. Sang Bhuta Pelor 
8. Sang Bhuta Landrang 
9. Sang Bhuta Kiram 
10. Sang Bhuta Rangsam 
11. Sang Bhuta Tiyaksa 
12. Sang Bhuta Suwanda 
13. Sang Bhuta Kerandah 
14. Sang Bhuta Wewerung 
15. Sang Bhuta Bebahung
Pura Penataran Ped, Nusa Penida
Sebagai pengabih utama Ida Bethari Durga Dewi, Beliau diberi wewenang oleh Ida Bhatari Durga Dewi untuk mencabut nyawa manusia yang ada di bumi. Pangeran I Gede Mecaling juga di berikan wewenang sebagai penguasa samudra. Karena menguasai samudra sering juga disebut Ida Ratu Gede Samudra. Gelar Pangeran I Gede Mecaling yang diberikan oleh Ibu Durga Dewi yaitu Papak Poleng dan permaisurinya Sang Ayu Mas Rajeg Bumi diberi gelar Papak Selem. Pangeran I Gede Mecaling moksha di Ped dan istrinya moksha di Bias Muntig. Keduanya sekarang sebagai penguasa di bumi Nusa Penida dan mendapat wewenang sebagai penguasa kematian. 

Dan akhirnya beliau bergelar Sugra Pakulun “Ida Bhatara Ratu Gede Mas Mecaling” atau “Ida Bhatara Ratu Sakti Mas Mecaling”. 

Maka bagi umat Hindu yang ingin umurnya panjang, sehat, selamat dan lain-lain memohonlah kepada Beliau, Sugra Pakulun “Ida Bhatara Ratu Gede Mas Mecaling”. Semoga Ida senantiasa selalu ngicenin Waranugraha kepada kita semua, dan menjaga Pulau Bali dan Nusa Penida dari segala macam bencana dan mara bahaya. 

Wednesday, February 26, 2020

Beryadnya dengan ketulusan dan keiklasan (lascarya) Sing kene sing keto

Oleh: Jmk Gde Garnida
Yadnya adalah korban suci yang tulus dan iklas,maka setelah melakukan gelaran yadnya tidak boleh ada rasa penyesalan,untuk itu perlu suatu pertimbangan matang dalam melakukan gelaran yadnya agar hasil yang ingin di capai bisa maksimal.
Pada jaman sekarang banten yang di pakai untuk upacara yadnya bisa dengan jalan membeli beda dengan dahulu yang tidak ada tempat membeli karena memang yang menjual tidak ada.
Sekarang perlombaan jualan banten upakara bak jamur musim hujan yang sangat menjanjikan,saking ketatnya persaingan munculah persaingan tidak sehat,bahkan sampai mengorbankan segala cara untuk melegalkan usahanya agar mendapat tempat di hati pembeli.

Mulai dari menjelek jelekan usaha saingan sampai menakuti nakuti yang beryadnya,inilah sebuah pembodohan umat bahkan rohaniawan juga hanyut dalam usaha meyakinkan pembeli.sebuah pembodohan umat mereka lontarkan agar mau membeli produknya,ada sebagian calon pembeli yang kena jerat dan hanyut dalam pembodohan itu.
Yang mengherankan yang ikut kena pembodohan justru mereka yang sudah berpendidikan dalam agama.
Sebuah upaya pembodohan yang di lakukan dengan mengatakan bantennya yang terbaik, parahnya lagi hanya banten dan pemangkunya saja yang bisa menyelesaikan dengan tingkat keberhasilan yadnya maksimal ,tanpa pemangku dan bantennya yang di maksud maka yadnya yang akan di lakukan bisa berakibat fatal atau yadnya di ulang kembali,karena yadnya di anggap tidak berhasil.sungguh suatu pembodohan umat dan menakuti umat agar jualannya laris manis,yang tidak layak di lakukan apalagi menjual sebuah banten untuk keperluan sebuah yadnya suci yang semestinya tidak terkontaminasi niat yang kurang baik (suci).

Dalam usaha mencari nafkah siapa saja boleh namun dalam sarasamuccaya di sebutkan selalu menggunakan prinsip 'catur purusa artha' di mana prinsip dharmalah yang di pegang teguh untuk mencari nafkah (penghasilan) oleh karenanya tipu daya dengan membodohi umat dan menakuti sebuah upaya yang tidak sesuai dengan prinsip dharma,mungkin saja yang melakukan yadnya ikut terkena dampak dari pembodohan ini.sadarilah kalau memang sudah rejeki tidak akan lari kemana,tetap fokus mempromosikan produknya dengan prinsip dharma tak lupa memohon kepada Tuhan agar pintu rejeki bisa bertambah.
Sesungguhnya kalau umat paham bahwa semua produk banten quality sama cuma quantity yang berbeda maka tipu daya pembodohan seperti ini tidak akan mempan,bayangkan saja kalau memang produk banten pada suatu tempat saja paling baik,bagaimana dengan daerah lain ? Bukankah semua daerah punya ciri masing masing yang selalu di pakai setiap gelaran yadnya yang di sebut Desa Kala Patra dan kehidupan sosial masyarakatnya tidak jauh berbeda,memang bukanlah itu saja tolak ukurnya akan tetapi ini bisa di jadikan sebuah dasar pemikiran yang sehat.

Tak seorangpun berani memberi garansi akan sebuah yadnya berhasil atau tidaknya,dengan memahami ini maka upaya pembodohan umat bisa di cegah,biarkanlah umat memilih sesuai pilihan hatinya jangan di intervensi agar tercipta rasa aman dan nyaman ketika beryadnya yang akan memunculkan rasa lascarya,adalah tidak di benarkan menghalangi umat dalam beryadnya sebaliknya mesti di dukung penuh apapun pilihan hatinya.
Beryadnyalah sesuai ketulusan dan keiklasan (lascarya) jangan terpengaruh upaya pembodohan yang belum tentu juga akan berakibat kebaikan.yadnya sebuah korban suci karena di dasari niat yang tulus dan lascarya tanpa keraguan tanpa ketakutan (sing kene sing keto) tanpa penyesalan,maka niatlah yang utama.


Rahayu
Artikel jauh dari sempurna
Kami menerima kritik dan saran
Maka sampaikan dengan baik kamipun menrima dengan baik

Manfaat tersembunyi tirtayatra bukan hanya selfi atau tamasya belaka

Oleh ; Jmk Gde Garnida
Dalam jaman yang serba digital amatlah mudah mencari tempat tamasya dan tirtayatra.
Apalagi dalam jejaring social tempat tamasya dengan gampang di temukan sangat jauh kemajuan dari jaman dahulu.

Tamasya sangat bermanfaat untuk merefresh kembali pikiran dari kejenuhan atau stres dalam pekerjaan dengan meluangkan waktu bersama keluarga atau para sahabat mencari tempat indah menghilangkat penat,dan setelah selesai maka pikiran akan kembali segar yang berujung pada pikiran yang sehat sehingga menghasilkan tubuh sehat.
Selfi muncul seiring kemajuan teknologi dalam bidang handphone,abadikan momen di mana saja apalagi tempat yang indah adalah lagi tren,tak lupa update di jejaring media sosial.selfi juga telah merambah pada tempat suci yaitu pura bukan tanpa alasan karena pura memberi suasana sejuk dan lokasinya sangat indah seakan memberi peluang gratis buat selfi.
Namun tren selfi pada sebuah pura mengundang pro dan kontra,alangkah baiknya kita sikapi secara bijak,dengan adanya tren selfi tanpa di sadari telah menjadi promosi buat sebuah pura yang layak di jadikan tempat tirtayatra dan benar juga orang akan berduyun duyun datang kepura tersebut bukan hanya ingin selfi tapi dapat ngaturang bhakti itu yang utama.Nampaknya apa kata pepatah sambil menyelam minum air benar adanya dalam hal ini.
Tren selfi dan tamasya seakan telah mengingatkan umat Hindu akan pahala tersembunyi dalam tirtayatra ini bisa di simak dengan semakin meningkatnya jumlah umat yang tirtayatra dari pura ke pura,ini merupakan tren positif yang mesti dukung dengan pemahaman yang lebih dalam, shingga tujuan utama tirtaytra menjadi tidak terpinggirkan dari sini.

Sarasamuccaya banyak membahas tentang tirtayatra bahkan di sebutkan orang yang tidak pernah melakukan tirtayatra adalah orang yang miskin ini bisa di maknai walau sudah mumpuni dalam ekonomi tapi jika belum melakukan tirtayatra di sebut miskin,maka dengan melakukan tirtayatra ekonomi yang sudah mumpuni akan bisa ditingkatkan lagi.
Oleh karenanya semua umat Hindu sepatutnya melakukan tirtayatra di manapun pada pura yang mereka sukai.

Menurut sarasamuccaya tirtayatra dapat di lakukan oleh siapa saja oleh orang miskin sekalipun bisa melakukan dalam mengunjungi tempat suci dengan pahala yang banyak.maka janganlah ragu dalam melakukan tirtayatra yang di benarkan dalam sloka sarasamuccaya walaupun di iringi dengan selfi dan tamasya hanya sebagai pemanis belaka,tujuan utama hanyalah tirtayatra,sikapi dengan bijak jika ada komentar pro dan kontra tetaplah tekun dalam mejalankan swadharma.

Rahayu

Tuesday, February 25, 2020

Agama menuntun umatnya hidup damai,bahagia dan sejahtera bukan kejahatan

Agama menuntun umatnya hidup damai,bahagia dan sejahtera bukan kejahatan
Oleh ; Jmk Gde Nym Garnida
Agama ada untuk menuntun umatnya mendapatkan hidup bahagia,damai dan sejahtera.
Semua agama mengajarkan kebaikan namun kadang umatnya salah dalam memahami isi ajarannya shingga seolah olah ajaran yang salah.
Kalau di cermati lebih dalam bukanlah ajaran yg salah tetapi umatnya yg keliru dalam memahami dan mengamalkan ajaran agamanya.jika sudah demikian maka akan muncul persepsi yang berbeda dalam masyarakat ada yg pro dan kontra maka ruang konflik tak terelakan lagi.

Dalam hal ini apa yg harus di lakukan ?
Kembalilah pada maksud dan tujuan beragama yg bermaksud memberi pesan dan tuntunan pada umatnya untuk hidup bahagia dan sejahtera.kembali pada keyakinan masing masing dan jangan pernah saling menyalahkan antar sesama pemeluk agama karena memperdebatkan agama tidak akan pernah berakhir.

Jadikanlah agama sebagai solusi dalam menghadapi penderitaan hidup karena kebanyakan para ahli mengatakan orang yg mempunyai kecerdasan spiritual memungkinkan lebih sukses dari hanya sekedar IQ saja.sering di jumpai orang yg berpendidikan tinggi justru kalah sukses dengan orang yg berpendidikan rendah,ini karena hanya kecerdasan IQ saja di andalkan sedangkan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual di abaikan

Maka amatlah penting kecerdasan spiritual itu oleh karenanya jadikanlah agama sebagai solusi dalam menghadapi permasalahan hidup yang begitu komplek.

Agama ada bukan hanya sekedar di teorikan tapi ajarannya harus di praktekan itulah keunggulan belajar agama tidak perlu menunggu waktu lama agar bisa berpraktek.

Tanpa praktek/mengamalkan ajaran agama ibarat sebuah 'racun' karena tidak akan pernah menikmati hasil dari ajaran agama.
Sebuah contoh : "sebuah resep membuat nasi goreng tidak akan pernah mempunyai nasi goreng jika hanya di teorikan saja" begitu juga dengan agama  maka untuk memiliki dan menikmati hidup bahagia dan sejahtera maka wajiblah mempraktekan atau mengamalkan ajaran agamanya secara menyeluruh.

Banyak orang sukses lupa mempratekan ajaran agama secara menyeluruh mereka terlena akan nikmatnya kesuksesan dan  ketika mulai merasakan kebangkrutan bahkan ada sampai bangkrut beneran barulah mereka mulai mencari solusi dalam menghadapi permasalahan hidupnya

Dalam hal ini agamalah yang mereka jadikan solusi dalam merintis untuk meraih kesuksesan kembali.banyak sekali yang sudah berhasil keluar dari keterpurukan/kebangkrutan dengan mengamalkan ajaran agama secara menyeluruh namun namanya manusia masih ada juga yang lupa ketika kesuksesan kedua mereka raih.bukan menjadikan sebuah pengalaman tapi mereka lupa ketika bergelimang harta dan kesuksesan.

Mengamalkan ajaran agama harus penuh keyakinan bukan hanya sekedar kepercayaan belaka.dijaman kekinian orang hanya percaya saja namun keyakinan mereka kurang ini amat ironis karena beragama hal mendasar adalah keyakinan inilah menjadi pengikat dalam menganut agama dan mengamalkan ajarannya secara penuh dan menjadi penentu sukses tidaknya dalam mengamalkan ajarannya.

Di lain pihak ada lagi hanya sekedar menjalankan ajaran agama sebenarnya mereka tidak tahu apa makna dan tujuan mengamalkan ajarannya mereka ini hanya ikut ikutan saja maka hasil yang mereka peroleh tidak akan maksimal parahnya lagi mereka berdalih sudah melakukan semua upaya secara maksimal.

Maka dari itulah ajaran agama adalah pesan dari tuhan sang pencipta alam semesta beserta isinya wajib di praktekan oleh semua penganutnya secara menyeluruh dengan keyakinan dan kepercayaan penuh agar bisa menjadi solusi dalam menghadapi semua permasalahan hidup.




Om shanti shanti shanti om
Semoga bermanfaat

Friday, February 21, 2020

' IRI HATI ' sebuah penyakit masyarakat yang tak kunjung sembuh

' IRI HATI ' sebuah penyakit masyarakat yang tak kunjung sembuh.

Oleh ; Jmk Gde Garnida
Iri hati kata ini sering terdengar di mana mana bahkan dari dahulu kala sampai di jaman modern masih juga terdengar.
Ibarat sebuah penyakit yang tak kunjung sembuh atau tak ada obat penawarnya juga bagaikan sebuah virus menjalar ke mana mana tanpa kontrol dan kendali.seakan leluasa menjangkiti hampir semua usia ,hampir semua lapisan masyarakat bahkan merambah sampai pada perusahaan besar, sekalipun banyak orang menghujat,memaki namun tak kunjung usai.

Apa sesungguhnya iri hati ? Memang kalau di buat bentuk agak susah,namun iri hati merupakan sebuah perasaan yang hanya bisa di rasakan,orang yang punya perasaan iri hati cenderung akan membenci,menfitnah bahkan sampai memusuhi dan apapun yang di lakukan oleh orang yang di bencinya sekalipun itu sebuah kebaikan akan selalu di nilai negatif,seakan tiada tempat berguna atau yang baik bagi yang terkena iri hati.

Namun janganlah membalas orang yang punya perasaan iri hati,biarkan mereka berlaku seperti itu toh juga karma mereka yang dapat,tetapi menyadarkan mereka alangkah baiknya walaupun di jaman kekinian di anggap mengajari 'bebek berenang' tidak ada salahnya hanya sekedar mengingatkan akan dampak dari iri hati baik dari sudut pandang agama dan kesehatan.

Dalam ajaran agama manapun tidak pernah menganjurkan umatnya berlaku iri hati,selama sembilan tahun (sd-smu) belajar agama masih ada beberapa yang punya perasaan iri hati,mungkin di pengaruhi lingkungan dsb,dalam ajaran Hindu dimana umatnya di harapkan seperti intan (permata) yang dimanapun di tempatkan sekalipun di tempat kotor tetap akan menyala,artinya tidak akan terpengaruh lingkungan baik jahat maupun baik.

Di Bali masih di temukan iri hati sesama semeton Bali sungguh ironis,padahal orang Bali sangat terbuka sama kaum pendatang,toleransi sangat tinggi sama non Bali justru sesama orang Bali nampak mulai memudar,bukankah konsep 'suka duka' yang di buat sama tetua adalah bertujuan untuk menyatukan pesemetonan dalam suka maupun duka,briak briuk,dengan konsep  berbagi yang populer di sebut 'druwenang  sareng' (milikilah kelebihan dan kekuranganya) sebuah konsep yang di ilhami oleh 'tat twam asi' (itu adalah aku) ini sebuah konsep genius local yang sarat nilai kebenaran dan kebersamaan,saling asah dan saling asuh (sayang menyayangi) maka dengan benar-benar memahami dan mengamalkan konsep ini astungkare perasaan iri hati dapat di cegah setahap demi setahap,susah memang tapi namanya usaha harus di lakukan dengan kesabaran dan ketekunan.

Menurut sloka sarasamuccaya orang irihati itu disebutkan sebagai orang yang sengsara.
Dan iri hati di katakan sebagai  orang yang tidak suka melihat harta kekayaan orang, tidak suka melihat kerupawanan orang, tidak suka melihat status sosial orang, tidak suka melihat kesenangan orang, dan tidak suka melihat keberuntungan orang,dan akibatnya bagi orang yang senatiasa diliputi kedengkian dan irihati, hidupnya akan selalu dilekati oleh duka nestapa.

Dalam agama Hindu juga mengenal adanya sad ripu yaitu enam musuh yang ada dalam diri sendiri,bagian keenam sad ripu di sebut Matsarya berarti dengki atau iri hati. Hal ini akan menyiksa diri sendiri dan dapat merugikan orang lain. Orang yang matsarya (dengki atau iri hati) merasa hidupnya susah, miskin, bernasib sial, padahal sebenarnya kehidupannya bisa sebaliknya,sehingga akan menyiksa batinnya sendiri. Selain itu bila iri terhadap kepunyaan orang lain maka akan menimbulkan rasa ingin memusuhi, berniat jahat, melawan dan bahkan ingin bertengkar.

Maka sadarilah orang yang punya perasaan iri hati tidak akan pernah maju hidupnya,selalu dalam keadaan sengsara oleh perasaannya sendiri yang di akibatkan oleh pikiran dimana dalam tahap ini orang tersebut dikategorikan gagal dalam mengendalikan pikiran.





Rahayu
Artikel ini jauh dari sempurna
Mari berbagi saling melengkapi
Saran dan kritik sampaikan dengan baik kamipun menerima dengan baik

Thursday, February 20, 2020

Komentar yang tidak baik di medsos bertentangan dengan Trikaya Parisudha

Komentar yang tidak baik di medsos bertentangan dengan Trikaya Parisudha

Oleh : Jmk Gde Garnida

Agama Hindu mengenal ajaran Trikaya Parisudha dan sangat familiar mulai dari anak sekolah dasar sampai kakek nenek semua mengerti dan paham akan nilai ajaran trikaya parisudha.

Ajaran ini merupakan wajib di amalkan bagi setiap pemeluk Hindu di manapun berada karena merupakan ajaran moral yg menjadi dasar perilaku hidup bermasyarakat,sangat sederhana yaitu hanya meminta tiga pengendalian, berpikir yang baik,berkata yang baik dan berbuat yang baik,cuma tiga saja tapi amat susah di laksanakan apalagi sampai jumlahnya ratusan.

Namun ada suatu keanehan, pemahaman mulai anak kecil sampai orang dewasa semua paham akan tetapi banyak yang melanggar,kenapa ya ? Apakah ajaran yang salah atau pengamalan yang salah ? Tentu ajaran tidak salah karena meminta yang baik bukan yang buruk.mereka mengerti dan paham bahkan mereka menyebarkan tetapi kadang mereka tak sadar mereka juga yang melanggar inilah kelemahan manusia sangat pintar menilai kesalahan orang lain namun lupa kesalahan sendiri seperti kata pepatah "babakan pule" artinya menasehati orang lain bisa tapi menasehati diri sendiri belum bisa.

Apa yang di sebutkan dalam sarasamuccaya yaitu " sesungguhnya musuh yang utama ada dalam diri sendiri " berpijak dari sloka ini bisa di maklumi kelemahan manusia karena sifat dan perilaku yang paling susah di kendalikan yang melekat pada individu.dengan memahami pengetahun ini maka diperlukan usaha melatih diri secara berkesinambungan agar dalam mengendalikan sifat dan perilaku bisa maksimal.

Perbuatan dan perkataan semua bersumber dari pikiran maka yang utama di kendalikan adalah pikiran amatlah susah mengendalikan pikiran yang slalu di pengaruhi hal-hal yang berbau negatif oleh karenanya mengingatkan kembali akan ajaran trikayaparisudha  mutlak di lakukan walaupun usaha ke arah itu ibarat membuang garam ke laut,namun mengingatkan bukan mengajari sebuah usaha baik yang akan berpahala baik pula.

Dalam dunia medsos mulai nampak kecenderungan memudarnya ajaran trikayaparisudha bisa nampak dari komentar dalam facebook,instagram,twitter dsb.di mana ada komentar hujatan,cemooh,hinaan sampai kata-kata kasar keluar semua.dalam hal ini wajar mereka bebas berkomentar karena aturan ketat atau pengawasan ketat masih jauh dari harapan namun perlu di ingat walau itu hanya disebut sebagai sebuah komentar(tulisan) bukan tidak berpahala buruk,karena semua itu keluar dari buah pikiran sementara karma mencatat berawal dari pikiran sudah menimbulkan pahala maka konsep trikaya parisudha memulai dari berpikir yang baik.

Silahkan menggunakan medsos dengan bijak agar berpahala yang baik dan menambah pengetahuan atau pengahasilan yang berujung pada kenaikan taraf kehidupan yang lebih baik,berdiskusilah dengan bijak slalu kedepankan etika yang sopan saling menghargai pendapat orang lain agar tercipta suasana yang baik,nyaman dan jadilah panutan sebagai penganut Hindu yang sopan dan beretika sebagai ciri khas pemeluk Hindu.


Tiada gading yang tak retak
Mari berbagi ilmu,saling mengisi,saling mengingatkan dan kritik kami terima dengan baik maka sampaikan juga dengan baik.

Salam rahayu

Makna taksu pemangku " Siwa Rare Angon "


Oleh : Jmk Gde Garnida

Taksu pemangku menurut lontar kusuma dewa adalah Siwa Rare Angon
Siwa sendiri menurut Prof. Titib (2003) berarti yang memberikan keberuntungan (kerahayuan), yang baik hati, ramah, suka memaafkan, menyenangkan, memberikan banyak harapan, yang tenang, membahagiakan dan sejenisnya,Rare berarti seorang anak kecil,Angon berarti pengembala.

Siwa Rare Angon bermakna sang penuntun (pengembala) umat dalam skala kecil (terbatas)  yang bertujuan untuk memperoleh kerahayuan,kebaikan,keberuntungan,ketenangan dan kebahagiaan.
Itulah tugas utama pemangku yang di sebut sebagai pelayan umat dengan wewenang (sesana) terbatas yang bersentuhan langsung dengan umat sedangkan wewenang yang lebih luas atau tak terbatas itu ranahnya sulinggih.dalam menyelesaikan upacara yadnya,seorang  pemangku masih ada batasnya sesuai anugrah nabenya yang tentu mesti di taati,inilah sebagain uraian dalam memaknai seorang pemangku melakukan tugas dalam skala kecil atau terbatas,namun tak bisa di pungkiri masih ada juga yang melanggar batas kewenangan sebagai seorang pemangku dengan berbagai alasan yang bisa di terima akal sehat dan ada juga hanya mencari pembenaran semata,untuk menutupi kekeliruan yang telah di lakukan,yang seharusnya memberi contoh yang baik bukan memelopori berbuat tidak baik.

Sebagai barisan terdepan dalam menuntun umat seyogyanya pemangku membekali diri dengan pengetahuan melalui proses aguron guron dan selalu tekun meningkatkan pengetahuannya seiring dengan perkembangan jaman di era globalisasi.

Apa yang di cetuskan oleh yang abra ida Sinuhun Bongkasa menghimbau bukan mewajibkan agar pinandita,bhawati,pandita minimal berkwalifikasi formal S1 sementara yang formal S1 di himbau ke S2 adalah sebuah visi berilian buat perkembangan Hindu ke depan yang sangat jauh tertinggal dari umat lain.jangan di artikan selain berpendidikan s1 bukan tidak boleh menjadi rohaniawan Hindu,karena pendidikan saja tidak cukup menjadikan seseorang layak sebagai rohaniawan Hindu,namun di balik itu semua,sebuah usaha perbaikan ke depan amat layak di dukung dan di perjuangkan walau masih dalam tahap rintisan.

Maka gebrakan yang di pelopori Griya Agung Bongkasa dengan memberikan fasilitas perkuliahan dan bekerjasama dengan UHN (IHDN) amat layak di dukung sepenuhnya demi kejayaan Hindu dan perkembangan kedepannya.
Visi beliau sebagai jawaban atas tantangan Hindu di era modernisasi yang penuh dengan masalah dan belum lagi serbuan budaya luar dan kepercayaan luar yang perlu di sikapi dengan bijak.maka upaya menangkal pengaruh negatif akan serbuan itu,peningkatan sdm Hindu amat di butuhkan sebagai langkah awal menambah dan menguatkan  pondasi kayakinan beragama.

Oleh karenanya sejalan dengan makna taksu pemangku,sudah sepatutnya peran pemangku di maksimalkan dengan selalu memberikan pelatihan berjenjang dan berkesinambungan sebagai bekal dalam menuntun umat sedharma agar semua permasalahan bisa di tuntaskan tanpa menyisakan masalah lagi,tanpa harus berpaling ajaran yang slalu mengintai dan mencari kelemahan atau sedikit kekeliruan  saja yang kemudian datang memberikan solusi seolah olah ajaran yang di tawarkan mampu mengatasi semua permasalahan hidup.padahal itu sebuah trik belaka dalam meluaskan ajaran dengan memanfaatkan situasi dan kondisi.maka memaksimalkan peran pemangku mutlak di lakukan sebagai ujung tombak dalam menuntun umatnya.

Dengan demikian Agama akan menjadi solusi alternatif di era medernisasi dalam pemecahan masalah umat sedharma dan pemangkulah menjadi ujung tombaknya.sehingga keberpalingan umat akan ajarannya bisa di cegah.

Rahayu
Tulisan jauh dari sempurna
Kami menerima kritik dan saran mohon sampaikan dengan baik kamipun menerima dengan baik

Wednesday, February 19, 2020

ini tata cara mengcopy paste agar terhindar dari karma buruk


Agama Hindu mengenal Tri Kaya Parisudha,yg artinya berfikir yg baik,berkata yg baik,berbuat yg baik,inilah nilai perilaku yg wajib di taati dan di praktekkan oleh penganut Hindu

Dengan semakin berkembangnya jaman,apalagi dlm dunia digital dan dlm dunia maya maka kemudahan mengakses informasi bukan menjadi barang langka,ada banyak informasi di medsos yg bisa di akses,dgn demikian makin banyak para penyedia informasi bak jamur di musim hujan

Ada yang memang hanya membagi pengetahuan saja,ada yg lebih cerdas dgn memanfaatkan untuk menambah pundi pundi rupiah,sah sah saja apa yg mereka lakukan.

Di saat kelompok pemburu rupiah berlomba menambah penghasilan mereka wajib menyediakan info terupdate bahkan harus layak jual agar klik per klik bisa menghasilkan rupiah,adalah langkah bagus bagi yg ingin menambah pundi rupiah.

Namun ada yg ironis bagi mereka yg kehabisan stock informasi sementara kesediaan info sdh banyak yg menunggu,mereka akhirnya melakukan langkah dengan jalan mengcopy paste tulisan orang lain dan memodif agar kelihatan berbeda,parahnya lagi tulisan asli penulis mereka hapus di ganti dengan punyanya yg seakan akan merekalah penulis aslinya,sayang beribu sayang justru kejadian ini di lakukan oleh web.bernafaskan Hindu.

Tanpa mereka sadari mereka telah melakukan sebuah pencurian dan mengakui jerih payah orang lain sebagai usahanya...
Ironis memang,tapi itulah realitanya,tanpa mereka sadari yg mereka sebarkan sebuah ajaran kebenaran,mereka  membagi sebuah ajaran suci di mana para pemeluknya di larang melakukan pencurian tanpa mereka sadari yg justru mereka membagikan informasi dari hasil curian juga.

Maling teriak maling itulah julukan mereka,agar terhindar dari karma buruk sebaiknya kalau mau copy paste mintalah ijin dulu kemudian cantumkan sumber asli penulisnya maka mereka akan bebas dari karma buruk,itulah nilai kejujuran sesuai ajaran tri kaya parisudha,berbuatlah yg baik,,jangan sampai budi baik terkontaminasi oleh kesalahan kecil saja sungguh amat di sayangkan sekali.

Sesungguhnya mereka sdh berbuat baik dengan ikut menyebarkan informasi apalagi mengenai ajran kebenaran,karena dlm sloka di sebutkan ' di antara yadnya dana punialah yg tertinggi dan di antara dana punia maka dana punia ilmu pengetahuan yg tertinggi' maka berbagi informasi amatlah mulia dan di benarkan oleh ajaran Hindu namun perlu di catat agar tak salah jalan maunya untung malah buntung,lakukan kejujuran,akuilah kejujuran maka karma baik akan slalu menghampiri...


Oleh ; Jmk Gde Nym Garnida

Monday, February 17, 2020

Jadilah diri sendiri bukan menjadi orang lain hanya demi sebuah PUJIAN

Jadilah diri sendiri bukan menjadi orang lain hanya demi sebuah PUJIAN
Sebuah ungkapan mengatakan ' jadilah diri sendiri bukan menjadi orang lain' ada benarnya cobalah kita kaji lebih dalam.

Di jaman kekinian dengan permasalahan hidup yang begitu komplek dan semua orang berlomba lomba seakan akan berusaha menjadi yang terbaik tentu memerlukan waktu dan usaha yang begitu banyak dan tidak jarang memanfaatkan situasi agar bisa meraih untung bukan buntung parahnya lagi orang mulai melupakan jasa orang yang telah ikut punya andil besar dalam mengantarkan mencapai suatu tujuan,tak jarang orang memaki akibat kekesalan yang di sebabkan oleh perilaku tak waras tersebut.

Amatlah susah kita mendapatkan orang yang betul tulus membantu orang lain dan amatlah susah kita mendapatkan orang yang menghargai jerih payah orang lain, yang telah mengantarkan ke puncak tujuan,dan kebanyakan mereka melupakan jasanya walaupun orang yang berjasa tidak pernah minta balas budinya.seperti pepatah " kacang lupa kulitnya "

Sebagai manusia yang di sebut mahluk sosial yang artinya tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain maka jika memahami ini,semestinya secara sadar tanpa perlu di ingatkan lagi,sudah tentu tidak akan melupakan jasa orang lain,ingatlah karma itu aktif 24 jam yang slalu merecord setiap detik kebaikan dan keburukan yang di lakukan.

Dalam sloka Bhagawad Gita di sebutkan " lakukanlah kewajibanmu walau tidak sempurna masih lebih baik dari pada melakukan kewajiban orang lain walau sempurna" sloka ini dapat di maknai menjadi diri sendiri lebih baik dari pada menjadi orang lain walau dapat pujian atau pengakuan sekalipun,yang sebenarnya bukan pengakuan atau pujian yang perlu di capai,tetapi sadarilah hidup di dunia sedang menjalani sebuah proses reinkarnasi maka menjadi diri sendiri adalah sebuah proses menjalani kewajiban yang di wajibkan akibat dari karma phala.

Ada pepatah mengatakan " jelek-jelek punya sendiri masih lebih baik dari pada bagus-bagus tapi punya orang lain " adalah mengandung nasehat yang baik agar bisa menyikapi kondisi dan situasi diri sendiri,agar tidak berlebihan di luar kemampuan.

Maka menjadi diri sendiri dan menjalankan kewajiban sendiri walau tdk sempurna jauh lebih bernilai ketimbang mengejar PUJIAN atau pengakuan orang lain.sadarilah di sanjung tidak akan membuat menjadi rembulan di rendahkan tidak akan menjadi sampah.

Sadarilah kebanyakan orang akan datang minta bantuan pada saat mereka merasa kesulitan dan akan lupa saat mereka meraih sukses,sangatlah relevan sloka Bhagawad Gita di jaman kekinian di mana jaman penuh perlombaan entah dengan siapa mereka berlomba lomba,namun begitulah realitanya..

Hidup memang bukan ajang perlombaan,namun berlombalah mengendalikan nafsu,hidup ini memang bukan juga ajang mencari siapa pemenang dan siapa pecundang namun jadilah pemenang dalam pengendalian nafsu,hidup ini untuk menjalani sebuah proses reinkarnasi untuk menggapai Moksa.hidup ini bukan di nilai dari siapa yang terbaik tapi di nilai dari siapa yang mampu berbuat baik maka mulailah dari diri sendiri melakukan upaya yang baik bukan menjadi orang lain karena karma di tanggung oleh diri sendiri bukan oleh orang lain.


Oleh : Jmk Gde Nym Garnida

Wednesday, February 12, 2020

Ketika ekajati keberadaanya tidak di pakai oleh kerabat dan warga sekitarnya

Ketika ekajati keberadaannya tidak di pakai oleh kerabat dan warga sekitarnya

Keberadaan diri yang diakui oleh orang lain tak jarang membuat orang2 bisa merasa bahagia. Pandangan orang lain terhadap kita tidak jarang membuat kita berusaha keras untuk diakui. Hal ini karena pengakuan dari orang lain atas diri kita, membuat kita merasa hidup dan hidup jadi lebih berarti.

Tapi apakah benar pengakuan dari orang lain benar-benar membuat kita bahagia atau hanya untuk gengsi semata? Tidak jarang sebagian besar yang pada akhirnya tidak menjadi dirinya sendiri karena ingin mendapat pengakuan dari orang lain. Pengakuan dari orang lain atas eksistensi diri kita menjadi tolak ukur kebahagiaan, sehingga rasanya hidup belum sempurna jika belum ada orang yang memberi pujian atau pengakuan yang tinggi pada diri kita.Dengan demikian kebahagiaan menjadi pemberian atau belas kasihan orang lain bukan datang dari dalam diri sendiri
Yang semestinya kebahagiaan datang dari diri sendiri bukan atas pengakuan pihak lain

Dalam Hindu Bali kita mengenal dua golongan brahmana yaitu brahmana dwijati dan brahmana ekajati,untuk menjadi keduanya tidaklah mudah ada beberapa syarat yang harus di penuhi
Belakangan golongan ekajati menjadi primadona di masyarakat perkembangannya bagaikan jamur di musim hujan jika benar benar paham akan etika,tattwa,dan ritual maka ini menjadi angin segar buat perkembangan Agama Hindu Bali tapi jika sebaliknya maka entahlah apa yang akan terjadi kedepannya,sungguh sesuatu yang ironis.

Seiring dengan perkembangan jaman banyak masyarakat yang mencibir kedua golongan ini yang semestinya mereka menghargai dan menghormati sebagai pemuka agama dalam Hindu Bali.
Golongan eka jati paling sering di jumpai di beberapa tempat tidak mendapat pengakuan yang sepantasnya yang justru kebanyakan dari kerabat dekatnya shingga keberadaannya dan jasanya hanya di pakai warga bukan dari tempat tinggalnya atau wilayah di seputaran di mana mereka tinggal atau keluarga dekatnya.

Bahkan ada cerita seseorang yang akan menaikkan status dari ekajati ke dwijati justru tidak mendapat ijin dari keluarga dekatnya tidak tanggung tanggung sang keluarga melakukan upaya penjegalan agar apa yang di lakukan itu tidak berhasil atau gagal
Lebih tragis lagi baru melakukan pewintenan eka jati saja sudah mulai ada oknum2 melakukan upaya penjegalan dengan menghasut orang orang di sekitar agar apa yang di sampaikan terwujud shingga penjegalan berjalan lancar

Inilah fenomena yang terjadi di jaman kekinian yang sebenarnya sang ekajati dan dwijati tidak pernah menuntut mendapat pengakuan atau penghormatan berlebihan karena kedua golongan ini paham dalam menjalakan ajaran agama Hindu Bali

Golongan ini paham akan hakekat kesucian teruntuk diri sendiri bukan butuh pengakuan orang lain,melainkan kesucian dari dan untuk diri sendiri
Jika ini di pahami maka bukanlah sesuatu yang aneh jika ada orang yang berusaha menjegal karier seseorang dalam dunia spiritual itu semua merupakan upaya yang belum paham akan pentingnya sebuah kesucian dalam pandangan agama Hindu Bali

Tubuh di bersihkan oleh air,pikiran di bersihkan oleh ilmu pengetahuan dengan berpegang teguh pada sloka tsb maka tidak ada untungnya untuk menghalangi proses kesucian orang lain,karena hanya ilmu pengetahuan yang bisa mensucikan pikiran bukan pengakuan dari pihak orang lain

Daripada sibuk dan selalu merasa tidak puas karena ingin dapat pengakuan dari orang lain, lebih baik perbanyak bersyukur dan  biarkan Tuhan saja yang perlu mengakui keberadaan akan kebaikan dan proses penyucian yang telah di lakukan. Tidaklah perlu bermuka dua untuk mendapat pujaan dari alam sekala dan niskala
Cukup alam niskala saja karena kesucian proses yang utama secara niskala bukan saja sekala
Dalam rangka mensucikan diri adalah hak setiap pemeluk agama Hindu maka hentikanlah upaya menghalangi seseorang ketika akan meningkatkan kesucian yang semestinya di dukung dengan penuh bukan sebaliknya.



Oleh : Jmk Gde Nym Garnida

Tuesday, February 11, 2020

Tradisi metenung atau ngraganin dalam Hindu Bali untuk bayi yang baru lahir

Tradisi metenung atau ngraganin dalam Hindu Bali untuk bayi yang baru lahir
Agama Hindu punya lima keyakinan yg di sebut Panca sradha yaitu
1.Percaya terhadap adanya Brahman
2.Percaya terhadap adanya Atman
3.Percaya terhadap adanya Karmaphala
4.Percaya terhadap adanya Punarbhawa
5.Percaya terhadap adanya Moksa

1.Percaya terhadap adanya Brahman
Yaitu sebuah kepercayaan terhadap adanya tuhan yang maha esa hanya satu tidak ada duanya

2.Percaya terhadap adanya Atman
Yaitu sebuah kepercayaan adanya atman sang roh yang kekal dan menjiwai setiap mahluk hidup di dunia ini

3.Percaya terhadap adanya karmaphala
Yaitu sebuah kepercayaan akan hasil dari suatu perbuatan,yang baik akan menghasilkan kebaikan pula

4.Percaya terhadap adanya Punarbhawa
Yaitu sebuah kepercayaan akan kelahiran yang berulang ulang yang di sebabkan oleh karmaphala

5.Percaya terhadap adanya moksa
Yaitu sebuah kepercayaan akan adanya kebebasan dari hukum karmaphala,inilah tujuan dari Hindu.

kelima keyakinan ini menjadi dasar utama memeluk agama Hindu,bagi umat Hindu beragama merupakan hubungan bersifat pribadi dengan tuhannya,oleh karena demikian siapapun tidak boleh mencampuri urusan yg bersifat pribadi itu.

Menurut Hindu manusia terlahir ke dunia merupakan sebuah proses punarbhawa yg di sebabkan oleh karma phala,baik buruk kehidupan sekarang sangat di pengaruhi oleh karma masa kehidupan terdahulu,di takdirkan menjadi manusia adalah di sebabkan karma phala masa lalu,tdk usah terlalu bersedih sebaiknya harus berbangga karena sudah terlahir menjadi manusia,karena hanya manusia yang bisa menolong dirinya sendiri,inilah manusia di sebut sebagai mahluk yang utama di antara semua mahluk ciptaan tuhan.

Kesempatan terlahir menjadi manusia adalah patut di banggakan karena kesempatan ini adalah kesempatan emas yang bisa di pergunakan untuk memperbaiki kehidupan yang akan datang atau untuk mencapai moksa ( kebahagian yang kekal dan abadi).

Untuk bayi baru lahir di Hindu Bali punya tradisi yang di sebut metenung/metuun/graganin berbeda nama namun tujuan sama,perbedaan ini di sebabkan Desa Kala Patra namun pada hakekatnya tetap sama

Kata metenung berasal dari kata tenung yang berarti ramal jadi metenung berarti meramal.
Kata metuun berarti menurunkan,nah timbul pertanyaan siapa yang di turunkan ??  tentu sesuai yang di inginkan oleh yang metuun entah itu leluhur yang sudah meninggal atau yang baru lahir.
Kata graganin berasal dari raga yg bermakna roh yang menjiwai badan kasar manusia.

Dapat di simpulkan tradisi metenung/metuun/graganin adalah  bertujuan untuk mengetahui roh/atma yang berreinkarnasi ke dunia karena Hindu meyakini ada punarbawa atau kelahiran yg berulang ulang.
Ini juga bertujuan meminta petunjuk tentang upacara tetagihan (permintaan) sang reinkarnasi agar tdk salah dlm pelaksanaan upacara demi keselamatan dan kesehatan sang bayi di dunia dan juga kadang kadang ada permintaan nama dari roh/atman yang terlahir.

Oleh karena amat penting tradisi ini maka masih sangat lestari di masyarakat Hindu Bali
Walaupun jaman sudah sangat berubah tapi tradisi ini masih tetap berjalan.


Oleh : Jmk Gde Nym Garnida

Friday, February 7, 2020

BUDAYA dan AJARAN HINDU BALI MEMBAWA BALI TERSOHOR KE DUNIA HARUSKAH BERALIH AJARAN dan BUDAYA ?

BUDAYA dan AJARAN HINDU BALI MEMBAWA BALI TERSOHOR KE DUNIA HARUSKAH BERALIH AJARAN dan BUDAYA ?
Bali sebuah pulau kecil yg tak habis habisnya di bicarakan dunia karena indahnya alam bali dan begitu tertatanya bangunan Bali yang membawa aura damai shingga banyak di pelajari dunia dan banyak orang meniru tata cara menata bangunan Bali.

Keberhasilan subak (irigasi) membagi air pada sawah yang banyak di pelajari di dunia.
Kemudian ada tata cara membangun rumah yang di dasari perhitungan ukuran berdasarkan lontar asta kosala kosali dan asta bumi shingga bangunan Bali akan memberi aura damai bagi penghuninya inilah yang di sebut bangunan Bali metaksu.

Semua praktek ritual keagamaan di masing masing desa ketika di praktekkan berbeda beda (desa kala patra) namun menghasilkan beraneka budaya yang sangat di kagumi oleh wisatawan manca negara menyebabkan pulau Bali menjadi tersohor di dunia dan akhirnya membawa berkah buat Bali terutama dalam bidang pariwisata,tidak bisa di pungkiri memang sebagian besar masyarakat Bali bergantung dari sektor pariwisata.

Tanpa di sadari Agama Hindu Bali dan budaya Bali sudah menjadi rohnya pariwisata Bali
Yang membuat Bali makin tersohor di dunia dan di kagumi turis manca negara
Bahkan sekarang banyak yang meniru bangunan ala Bali di buat di luar Bali sebagai penarik wisatawan

Begitu juga dengan pura yang di juluki sebagai pulau seribu pura menjadi daya tarik wisatawan manca negara untuk melihat keindahan pura dan aura positif yang terpancar dari pura yang ada di Bali.
Dan di luar Bali sudah banyak pura berdiri bahkan di luar negeri seperti Belgia sudah ada pura.

Ajaran Hindu Bali juga punya konsep trihitakarana yaitu sebuah konsep keseimbangan antara alam dan manusia yang di harapkan berjalan selaras shingga alam Bali,yang di harapkan mampu memberikan kontribusi maksimal buat keberlangsungan hidup manusia.
Para tetua juga mengajarkan setiap ada penebangan pohon agar segera di ganti dengan yg baru ini merupakan ajaran lugu namun manfaat sangat besar buat manusia agar alam tetap lestari.

Ajaran Hindu Bali juga punya konsep NYEPI (silent day) yang mampu mengurangi polusi udara patut dijadikan contoh untuk mengurangi pemanasan gobal.

Nah segitu banyak manfaat dari ajaran dan budaya Hindu Bali yang di rasakan sekarang ini dan jangan biarkan yang mencoba mengusik ajaran ini yang bisa membuat Bali keropos.
Masih banyak lagi manfaat dari ajaran Hindu Bali yang tidak bisa di sebutkan satu persatu.

Sebaiknya ajaran Hindu Bali ini layak untuk di lanjutkan karena sudah terbukti memberikan banyak manfaat yang bisa di nikmati oleh generasi penerus.
Jika demikian masihkah mau beralih ajaran ?

Kirang langkung ampura mari saling melengkapi dan semoga bermanfaat





Rahayu
Oleh : Jmk Gde Nym Garnida

Saturday, February 1, 2020

Canang Sari sebuah yadnya sederhana memberi dampak yang besar


Di Bali yang mendapat julukan  pulau seribu pura tidak terlepas dari yadnya hampir setiap hari selalu tercium bau harum dari dupa setiap pekarangan rumah penduduk Hindu Bali.

Disamping dupa yang harum ada yang menjadi pendamping setia yaitu sebuah canang sari,begitu populernya nama canang sari hampir semua kalangan mengetahui bentuknya bahkan tidak susah untuk mendapatkan dengan jalan membeli yang hampir tersedia di pinggir jalan raya.

Sebenarnya masyarakat Hindu Bali sudah paham akan hakekat yadnya baik itu yadnya
Yang terkecil sampai terbesar,mereka selalu mulai dari yadnya yang terkecil,mereka paham akan satwika yadnya tidak harus yang besar asalkan niat yang lascarya,mereka sudah praktekan yadnya yang terkecil (kanista) hampir setiap hari mereka ekpresikan cinta dan bhakti mereka kepada tuhannya melalui sebuah canang sari.
"Sekuntum bunga sebiji buah setangkai daun seteguk air AKU terima persembahan dari yang maha suci" sloka (Bhagawad Gita) itu cukup terwakili dari sebuah canang sari Karena isi dari sebuah canang sari antara lain ; Daun janur,tebu,bunga,porosan sulasih,kembang rampe dan bija inilah Yadnya dalam bentuk terkecil bagi umat Hindu di Bali

Canang sari belum bisa di kategorikan sebagai banten tapi canang sari adalah unsur pembentuk banten tanpa canang sari bantenpun belum bisa di kategorikan siap di pakai sebagai sarana upakara.

Maka dapat di simpulkan canang sari memegang peranan penting dalam sebuah banten atau ada yang mengatakan canang sari sebagai kanista (inti) karena merupakan inti maka pada setiap banten wajib ada canang sari.

Dalam lontar kanda pat sari di sebutkan ajuman 100 dulang alah dening ajuman satu dulang asalkan di dasari niat yang lascarya dan keyakinan tinggi,maksudnya yadnya yang besar bisa di kalahkan sama yadnya yang kecil asalkan niat yang beryadnya betul betul lascarya.

Dengan berpijak dari isi lontar itu walau hanya sebuah canang sari jika di buat sesuai aturan dan di persembahkan dengan rasa yang lascarya dan bhakti yang mendalam maka akan berdampak sangat besar atau mampu memberikan hasil yang maksimal

Jika demikian jangan ragu dan malu menggunakan canang sari di manapun dan kapanpun ketika mengekpresikan rasa syukur dan rasa cinta kasih pada saat memuja kebesaran tuhan,karena kalau yang sederhana dan murah bisa memberikan hasil yang maksimal buat apa memakai yang mahal dan jangan di maknai tidak boleh memakai yang mahal atau banten yang besar.

Bisa di bayangkan jika saja tdk ada canang sari maka praktek ritual keagamaan bagi sebagian umat Hindu di Bali bisa tertunda,sungguh sangat mulianya ajaran leluhur orang Bali sehingga umatnya selalu bisa mempratekan ritual agama yang kini bisa kita jumpai di setiap pelinggih dan dari pelosok desa sampai perkotaan atau perkantoran,villa,hotel,restaurant,swalayan bahkan Airport Ngurah Rai yang sudah modernisasi masih kita jumpai ada canang sari.
Ini bukti nyata ajaran leluhur masih sangat relevan di tengah gempuran pengaruh budaya luar dan di jaman globanisasi ini,ajaran ini masih tetap lestari.

Bagi kalangan yang dari segi ekonomi mampu mungkin bukan beban namun bagi kurang mampu maka memakai yang sederhana adalah jalan bhakti yang sudah sesuai aturan dalam sastra asalkan tetap niat yang lascarya.

Om Shanti Shanti Shanti om

Oleh Jmk Gde Garnida