Wednesday, February 26, 2020

Beryadnya dengan ketulusan dan keiklasan (lascarya) Sing kene sing keto

Oleh: Jmk Gde Garnida
Yadnya adalah korban suci yang tulus dan iklas,maka setelah melakukan gelaran yadnya tidak boleh ada rasa penyesalan,untuk itu perlu suatu pertimbangan matang dalam melakukan gelaran yadnya agar hasil yang ingin di capai bisa maksimal.
Pada jaman sekarang banten yang di pakai untuk upacara yadnya bisa dengan jalan membeli beda dengan dahulu yang tidak ada tempat membeli karena memang yang menjual tidak ada.
Sekarang perlombaan jualan banten upakara bak jamur musim hujan yang sangat menjanjikan,saking ketatnya persaingan munculah persaingan tidak sehat,bahkan sampai mengorbankan segala cara untuk melegalkan usahanya agar mendapat tempat di hati pembeli.

Mulai dari menjelek jelekan usaha saingan sampai menakuti nakuti yang beryadnya,inilah sebuah pembodohan umat bahkan rohaniawan juga hanyut dalam usaha meyakinkan pembeli.sebuah pembodohan umat mereka lontarkan agar mau membeli produknya,ada sebagian calon pembeli yang kena jerat dan hanyut dalam pembodohan itu.
Yang mengherankan yang ikut kena pembodohan justru mereka yang sudah berpendidikan dalam agama.
Sebuah upaya pembodohan yang di lakukan dengan mengatakan bantennya yang terbaik, parahnya lagi hanya banten dan pemangkunya saja yang bisa menyelesaikan dengan tingkat keberhasilan yadnya maksimal ,tanpa pemangku dan bantennya yang di maksud maka yadnya yang akan di lakukan bisa berakibat fatal atau yadnya di ulang kembali,karena yadnya di anggap tidak berhasil.sungguh suatu pembodohan umat dan menakuti umat agar jualannya laris manis,yang tidak layak di lakukan apalagi menjual sebuah banten untuk keperluan sebuah yadnya suci yang semestinya tidak terkontaminasi niat yang kurang baik (suci).

Dalam usaha mencari nafkah siapa saja boleh namun dalam sarasamuccaya di sebutkan selalu menggunakan prinsip 'catur purusa artha' di mana prinsip dharmalah yang di pegang teguh untuk mencari nafkah (penghasilan) oleh karenanya tipu daya dengan membodohi umat dan menakuti sebuah upaya yang tidak sesuai dengan prinsip dharma,mungkin saja yang melakukan yadnya ikut terkena dampak dari pembodohan ini.sadarilah kalau memang sudah rejeki tidak akan lari kemana,tetap fokus mempromosikan produknya dengan prinsip dharma tak lupa memohon kepada Tuhan agar pintu rejeki bisa bertambah.
Sesungguhnya kalau umat paham bahwa semua produk banten quality sama cuma quantity yang berbeda maka tipu daya pembodohan seperti ini tidak akan mempan,bayangkan saja kalau memang produk banten pada suatu tempat saja paling baik,bagaimana dengan daerah lain ? Bukankah semua daerah punya ciri masing masing yang selalu di pakai setiap gelaran yadnya yang di sebut Desa Kala Patra dan kehidupan sosial masyarakatnya tidak jauh berbeda,memang bukanlah itu saja tolak ukurnya akan tetapi ini bisa di jadikan sebuah dasar pemikiran yang sehat.

Tak seorangpun berani memberi garansi akan sebuah yadnya berhasil atau tidaknya,dengan memahami ini maka upaya pembodohan umat bisa di cegah,biarkanlah umat memilih sesuai pilihan hatinya jangan di intervensi agar tercipta rasa aman dan nyaman ketika beryadnya yang akan memunculkan rasa lascarya,adalah tidak di benarkan menghalangi umat dalam beryadnya sebaliknya mesti di dukung penuh apapun pilihan hatinya.
Beryadnyalah sesuai ketulusan dan keiklasan (lascarya) jangan terpengaruh upaya pembodohan yang belum tentu juga akan berakibat kebaikan.yadnya sebuah korban suci karena di dasari niat yang tulus dan lascarya tanpa keraguan tanpa ketakutan (sing kene sing keto) tanpa penyesalan,maka niatlah yang utama.


Rahayu
Artikel jauh dari sempurna
Kami menerima kritik dan saran
Maka sampaikan dengan baik kamipun menrima dengan baik

No comments:

Post a Comment