Thursday, February 20, 2020

Makna taksu pemangku " Siwa Rare Angon "


Oleh : Jmk Gde Garnida

Taksu pemangku menurut lontar kusuma dewa adalah Siwa Rare Angon
Siwa sendiri menurut Prof. Titib (2003) berarti yang memberikan keberuntungan (kerahayuan), yang baik hati, ramah, suka memaafkan, menyenangkan, memberikan banyak harapan, yang tenang, membahagiakan dan sejenisnya,Rare berarti seorang anak kecil,Angon berarti pengembala.

Siwa Rare Angon bermakna sang penuntun (pengembala) umat dalam skala kecil (terbatas)  yang bertujuan untuk memperoleh kerahayuan,kebaikan,keberuntungan,ketenangan dan kebahagiaan.
Itulah tugas utama pemangku yang di sebut sebagai pelayan umat dengan wewenang (sesana) terbatas yang bersentuhan langsung dengan umat sedangkan wewenang yang lebih luas atau tak terbatas itu ranahnya sulinggih.dalam menyelesaikan upacara yadnya,seorang  pemangku masih ada batasnya sesuai anugrah nabenya yang tentu mesti di taati,inilah sebagain uraian dalam memaknai seorang pemangku melakukan tugas dalam skala kecil atau terbatas,namun tak bisa di pungkiri masih ada juga yang melanggar batas kewenangan sebagai seorang pemangku dengan berbagai alasan yang bisa di terima akal sehat dan ada juga hanya mencari pembenaran semata,untuk menutupi kekeliruan yang telah di lakukan,yang seharusnya memberi contoh yang baik bukan memelopori berbuat tidak baik.

Sebagai barisan terdepan dalam menuntun umat seyogyanya pemangku membekali diri dengan pengetahuan melalui proses aguron guron dan selalu tekun meningkatkan pengetahuannya seiring dengan perkembangan jaman di era globalisasi.

Apa yang di cetuskan oleh yang abra ida Sinuhun Bongkasa menghimbau bukan mewajibkan agar pinandita,bhawati,pandita minimal berkwalifikasi formal S1 sementara yang formal S1 di himbau ke S2 adalah sebuah visi berilian buat perkembangan Hindu ke depan yang sangat jauh tertinggal dari umat lain.jangan di artikan selain berpendidikan s1 bukan tidak boleh menjadi rohaniawan Hindu,karena pendidikan saja tidak cukup menjadikan seseorang layak sebagai rohaniawan Hindu,namun di balik itu semua,sebuah usaha perbaikan ke depan amat layak di dukung dan di perjuangkan walau masih dalam tahap rintisan.

Maka gebrakan yang di pelopori Griya Agung Bongkasa dengan memberikan fasilitas perkuliahan dan bekerjasama dengan UHN (IHDN) amat layak di dukung sepenuhnya demi kejayaan Hindu dan perkembangan kedepannya.
Visi beliau sebagai jawaban atas tantangan Hindu di era modernisasi yang penuh dengan masalah dan belum lagi serbuan budaya luar dan kepercayaan luar yang perlu di sikapi dengan bijak.maka upaya menangkal pengaruh negatif akan serbuan itu,peningkatan sdm Hindu amat di butuhkan sebagai langkah awal menambah dan menguatkan  pondasi kayakinan beragama.

Oleh karenanya sejalan dengan makna taksu pemangku,sudah sepatutnya peran pemangku di maksimalkan dengan selalu memberikan pelatihan berjenjang dan berkesinambungan sebagai bekal dalam menuntun umat sedharma agar semua permasalahan bisa di tuntaskan tanpa menyisakan masalah lagi,tanpa harus berpaling ajaran yang slalu mengintai dan mencari kelemahan atau sedikit kekeliruan  saja yang kemudian datang memberikan solusi seolah olah ajaran yang di tawarkan mampu mengatasi semua permasalahan hidup.padahal itu sebuah trik belaka dalam meluaskan ajaran dengan memanfaatkan situasi dan kondisi.maka memaksimalkan peran pemangku mutlak di lakukan sebagai ujung tombak dalam menuntun umatnya.

Dengan demikian Agama akan menjadi solusi alternatif di era medernisasi dalam pemecahan masalah umat sedharma dan pemangkulah menjadi ujung tombaknya.sehingga keberpalingan umat akan ajarannya bisa di cegah.

Rahayu
Tulisan jauh dari sempurna
Kami menerima kritik dan saran mohon sampaikan dengan baik kamipun menerima dengan baik

No comments:

Post a Comment