Friday, February 21, 2020

' IRI HATI ' sebuah penyakit masyarakat yang tak kunjung sembuh

' IRI HATI ' sebuah penyakit masyarakat yang tak kunjung sembuh.

Oleh ; Jmk Gde Garnida
Iri hati kata ini sering terdengar di mana mana bahkan dari dahulu kala sampai di jaman modern masih juga terdengar.
Ibarat sebuah penyakit yang tak kunjung sembuh atau tak ada obat penawarnya juga bagaikan sebuah virus menjalar ke mana mana tanpa kontrol dan kendali.seakan leluasa menjangkiti hampir semua usia ,hampir semua lapisan masyarakat bahkan merambah sampai pada perusahaan besar, sekalipun banyak orang menghujat,memaki namun tak kunjung usai.

Apa sesungguhnya iri hati ? Memang kalau di buat bentuk agak susah,namun iri hati merupakan sebuah perasaan yang hanya bisa di rasakan,orang yang punya perasaan iri hati cenderung akan membenci,menfitnah bahkan sampai memusuhi dan apapun yang di lakukan oleh orang yang di bencinya sekalipun itu sebuah kebaikan akan selalu di nilai negatif,seakan tiada tempat berguna atau yang baik bagi yang terkena iri hati.

Namun janganlah membalas orang yang punya perasaan iri hati,biarkan mereka berlaku seperti itu toh juga karma mereka yang dapat,tetapi menyadarkan mereka alangkah baiknya walaupun di jaman kekinian di anggap mengajari 'bebek berenang' tidak ada salahnya hanya sekedar mengingatkan akan dampak dari iri hati baik dari sudut pandang agama dan kesehatan.

Dalam ajaran agama manapun tidak pernah menganjurkan umatnya berlaku iri hati,selama sembilan tahun (sd-smu) belajar agama masih ada beberapa yang punya perasaan iri hati,mungkin di pengaruhi lingkungan dsb,dalam ajaran Hindu dimana umatnya di harapkan seperti intan (permata) yang dimanapun di tempatkan sekalipun di tempat kotor tetap akan menyala,artinya tidak akan terpengaruh lingkungan baik jahat maupun baik.

Di Bali masih di temukan iri hati sesama semeton Bali sungguh ironis,padahal orang Bali sangat terbuka sama kaum pendatang,toleransi sangat tinggi sama non Bali justru sesama orang Bali nampak mulai memudar,bukankah konsep 'suka duka' yang di buat sama tetua adalah bertujuan untuk menyatukan pesemetonan dalam suka maupun duka,briak briuk,dengan konsep  berbagi yang populer di sebut 'druwenang  sareng' (milikilah kelebihan dan kekuranganya) sebuah konsep yang di ilhami oleh 'tat twam asi' (itu adalah aku) ini sebuah konsep genius local yang sarat nilai kebenaran dan kebersamaan,saling asah dan saling asuh (sayang menyayangi) maka dengan benar-benar memahami dan mengamalkan konsep ini astungkare perasaan iri hati dapat di cegah setahap demi setahap,susah memang tapi namanya usaha harus di lakukan dengan kesabaran dan ketekunan.

Menurut sloka sarasamuccaya orang irihati itu disebutkan sebagai orang yang sengsara.
Dan iri hati di katakan sebagai  orang yang tidak suka melihat harta kekayaan orang, tidak suka melihat kerupawanan orang, tidak suka melihat status sosial orang, tidak suka melihat kesenangan orang, dan tidak suka melihat keberuntungan orang,dan akibatnya bagi orang yang senatiasa diliputi kedengkian dan irihati, hidupnya akan selalu dilekati oleh duka nestapa.

Dalam agama Hindu juga mengenal adanya sad ripu yaitu enam musuh yang ada dalam diri sendiri,bagian keenam sad ripu di sebut Matsarya berarti dengki atau iri hati. Hal ini akan menyiksa diri sendiri dan dapat merugikan orang lain. Orang yang matsarya (dengki atau iri hati) merasa hidupnya susah, miskin, bernasib sial, padahal sebenarnya kehidupannya bisa sebaliknya,sehingga akan menyiksa batinnya sendiri. Selain itu bila iri terhadap kepunyaan orang lain maka akan menimbulkan rasa ingin memusuhi, berniat jahat, melawan dan bahkan ingin bertengkar.

Maka sadarilah orang yang punya perasaan iri hati tidak akan pernah maju hidupnya,selalu dalam keadaan sengsara oleh perasaannya sendiri yang di akibatkan oleh pikiran dimana dalam tahap ini orang tersebut dikategorikan gagal dalam mengendalikan pikiran.





Rahayu
Artikel ini jauh dari sempurna
Mari berbagi saling melengkapi
Saran dan kritik sampaikan dengan baik kamipun menerima dengan baik

No comments:

Post a Comment